Pengikut

Kamis, 23 Juni 2011

Konsep Dasar Sistem Pakar


 “Konsep Dasar Sistem Pakar” mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja.
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Pakar biasa memiliki beberapa konsep umum. Pertama, harus mampu memecahkan persoalan dan mencapai tingkat performa yang secara signifikan ebih baik dari orang kebanyakan. Kedua, pakar adalah relatif. Pakar pada satu waktu atau satu wilayah mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah lain. Misalnya, mahasiswa kedokteran mungkin disebut pakar dalam penyakit dibanding petugas administrasi, tetapi bukan pakar di rumah sakit terkemuka.
Biasanya pakar manusia mampu melakukan hal berikut :   Mengenali dan merumuskan persoalan, Memecahkan persoalan dengan cepat dan tepat, Menjelaskan solusi tersebut, Belajar dari pengalaman, Menyusun ulang pengetahuan, Membagi-bagi aturan jika diperlukan, Menetapkan relevansi Keahlian adalah pengetahuan ekstensif yang spesifik terhadap tugas yang dimiliki pakar.
Keahlian sering dicapai dari pelatihan, membaca, dan mempraktikkan. Keahlian mencakup pengetahuan eksplisit, misalnya teori yang dipelajari dari buku teks atau kelas, dan pengetahuan implisit yang diperoleh dari pengalaman. Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebanyakan sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dalam mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pertimbangan. 
Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut sebagai basis pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Dan setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar. Pertama, pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar, atau telah meninggal. Kedua, pengetahuan perlu didokumentasikan atau dianalisis. Ketiga, pendidikan dan pelatihan adalah hal penting tetapi merupakan tugas yang sulit. Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih rendah.

IDIOM bahasa Inggris


IDIOM YANG PRAKTIS UNTUK DI HAFAL SEPERTI :
TO CUT THE GORDIAN KNOT = MENGAMBIL JALAN PINTAS
TO LEARN BY HEART = MENGHAFAL
TO HAVE A SWIM = TO SWIM = BERENANG
TO HAVE BREAK = ISTIRAHAT
TO HAVE A REST = ISTIRAHAT
TO TAKE A WALK = TO WALK = BERJALAN
A BAG OF BONES = KURUS KERING
JUST $ 10,000 = MURAH SEKALI
COME ON = AYOLAH
COME ON IN = AYO MASUKLAH
MY HANDS ARE FULL = SAYA SANGAT SIBUK
TAKE IT EASY = TENANGLAH
JUST NOW = TADI
JUST A MINUTE = TUNGGU SEBENTAR
CALL IT A DAY ! = SEKIAN SAJA KITA BEKERJA HARI INI !
LEND ME YOUR HAND = BANTULAH SAYA
THIS BOOK IS ABOVE ME = SAYA TIDAK PAHAM BUKU INI
HER NOSE IS RUNNING (RUNNING NOSE) = INGUSNYA MELELEH
RUNNING OUT OF GASOLINE = KEHABISAN BENSIN
WHERE ARE YOU HEADING ? = ANDA MAU KEMANA ?
CAN YOU TELL A CHINESE FROM A KOREAN ? = BISAKAN ANDA MEMBEDAKAN ORANG CHINA DAN ORANG KOREA ?
TO MAKE BOTH ENDS MEET = HIDUP PAS-PASAN
I WILL DO MY BEST = SAYA AKAN BERUSAHA SUNGGUH-SUNGGUH (SAYA AKAN MELAKU YG TERBAIK)
ABOVE ALL = YANG TERPENTING/ TERUTAMA
TO BE ABOUT TO = BARU SAJA HENDAK
DROP IN/BY = MAMPIR/SINGGAH
ALL THE BETTER = MALAH LEBIH BAIK
AFTER WHILE = NANTI SEBENTAR
ALL THE SAME = SAMA SAJA/ JIKA TIDAK APA-APA
ALL THE TIME = SEJAK DULU, NON STOP, TERUS MENERUS
ARM IN ARM = BERGANDENG TANGAN
ALL OVER = SEMUA TELAH SELESAI
AS FAR AS/ SO FAR AS = SAMPAI/ SEPANJANG
AS FOR = MENGENAI/ KALAU
AS IF = SEOLAH-OLAH
AS LONG AS = SEOLAH-OLAH
AS LONG AS = SELAMA, ASALKAN
AS SOON AS = SEGERA SETELAH
AS SOON AS POSSIBLE (ASAP)= SESEGERA MUNGKIN
AS TO = MENGENAI
AS USUAL, AS ALWAYS = SEPERTI BIASA
AS WELL AS = BEGITU JUGA/PULA, DI SAMPING
AS WELL = JUGA

AT FIRST = MULA-MULA
FIRST OF ALL = PERTAMA-TAMA
AT LAST = AKHIRNYA
AT LEAST = SETDAK-TIDAKNYA, PALING TIDAK
AT ONE TIME = DULU, DAHULU
AT SIXES AND SEVENS = BINGUNG
AT BEST/ AT MOST = PALING-PALING, TDK LEBIH DARI
ABOUT TIME SUDAH WAKTUNYA HARUS
AS YOU PLEASE = SESUKAMU
TO BACK OUT = MENARIK DIRI
TO BACK UP = MENDUKUNG/ MENSUPPORT
TO BREAK DOWN = MOGOK
TO BREAK INTO TEAR = MENANGIS SEJADI-JADINYA/ TERSEDU-SEDU
TO CALL DOWN = MENCERCA, MENDAMPRAT
TO CALL FOR = MENJEMPUT
TO CALL IN = MEMANGGIL KE RUMAH
TO CALL ON = MAMPIR,SINGGAH
TO CARRY OUT = MELAKSANAKAN
TO CARRY ON = TERUSKAN/LANJUTKAN
TO OVER COME = MENGATASI
TO COME OUT = KELUAR
TO CHANGE ONE’S(HER/HIS) MIND = MERUBAH NIAT
BY CHANCE = SECARA KEBETULAN, TAK TERDUGA
TO COME ABOUT = TERJADI
TO COME ALONG = IKUT
TO COME BACK = KEMBALI
TO COME FROM = BERASAL DARI
TO COME DOWN = TURUN
TO COME OVER = TURUN KEMARI, DATANGLAH KEMARI
TO COME TO = BERJUMLAH, MENCAPAI JUMLAH
TO COME TRUE = MENJADI KENYATAAN
TO DROP IN = SINGGAH TANPA RENCANA, MAMPIR
TO DROP OUT = PUTUS SEKOLAH
TO FIND OUT = MENGETAHUI, MENYELIDIKI
TO FORGIVE AND FORGET/LET BYGONES BE BYGONES = MELUPAKAN PERISTIWA YG LALU= YANG LALU BIARLAH BERLALU JANGAN DI INGAT LAGI.
FILL UP = MENGISI
TUG OF WAR = TARIK TAMBANG
SETTLE UP = MEMBAYAR ( SETTLE UP ACCOUNT)
TO HARDLY EVER = JARANG = SELDOM
FOR THE TIME BEING = UNTUK SEMENTARA WAKTU
FOR THE MIND TIME (TEMPORARY)= UNTUK SEMENTARA WAKTU
TO BE FUSSY ABOUT = TERLALU REWEL
TO GET ALONG = MAJU, MEMBUAT KEMAJUAN
TO GET AWAY = BERANGKAT, MENINGGALKAN
TO GET BACK = KEMBALI PULANG
TO GET BY= LEAWAT
TO GET BETTER = MULAI SEMBUH/ LEBIH BAIK
TO GET LOST = TERSESAT
TO GET BEHIND = KETINGGALAN
TO GET OFF = TURUN
TO GET ON = NAIK
TO GET OVER/ GET WELL FROM = SEMBUH
TO GET UP = BANGUN TIDUR
TO GET OUT = KELUAR
TO GET IN = MASUK
TO GET USED TO = MENJADI BIASA
TO GIVE BACK = MENGEMBALIKAN
TO GIVE BIRTH TO = MELAHIRKAN
TO GIVE OUT = MEMBAGI-BAGIKAN
TO GO AFTER/ TO COME AFTER = MENYUSUL, MENGIKUTI
TO GO AHEAD = TERUSKAN, MENERUSKAN, TERUS(LET’S GO AHEAD WE HAVEN’T ENOUGH TIME TO HAVE A REST/PLEASE DON’T GO AHEAD WITH IT UNTIL YOU HAVE SEEN ME AGAIN)
TO GO ALONG WITH = MENEMANI, IKUT
TO GO AROUND = BERKELILING
TO GO BACK = KEMBALI PADA (POKOK PEMBICARAAN, KEBIASAAN)
TO GO ON = MENERUSKAN, TERUS MENERUS, TERUS
TO GO UP = NAIK, MENINGKAT
TO GO WITH = COCOK, SERASI, BERPACARAN
TO GO WITH THE WIND = LENYAP, BERLALU UTK SELAMANYA
TO GROW UP = DEWASA, DIBESARKAN, TUMBUH DEWASA(I WAS BORN AND GROWN UP IN THE COUNTRY/ GROW UP. YOU ARE NOT A BABY ANYMORE/ MARY IS GROWING UP NOW, SO SHE WANTS TO HAVE A BOY FRIEND)
IN ADVANCE = DI MUKA, LEBIH DAHULU, SEBELUMNYA (THANKS IN ADVANCE OF YOUR KIND ATTENTION = TRIMAKASIH SEBELUMNYA ATAS PERHATIAN BAIKMU) JADI SALAH ATAU KURANG TEPAT KALAU KITA BILANG THANKS BEFORE
IN AND OUT = SERING DATANG DAN PERGI
IN CHARGE = BERTUGAS, MEMEGANG PIMPINAN (JHON IS IN CHARGE NOW = JHON SEDANG BERTUGAS SEKARANG)
IN GENERAL = UMUMNYA(THE WEATHER IN JAKARTA IS WARM IN GENERAL)
IN LOVE = SANGAT MENYAYANGI(THE NEW COUPLE MARRIED ARE IN LOVE ONE ANOTHER)
IN MEMORY OF = SEBAGAI PERINGATAN(THE NEW BUILDING WAS NAMED FORD HALL IN MEMORY OF JAMES FORD)
HEARTFELT THANKS OF = TERIMA KASIH DENGAN SETULUS HATI
IN SECRET = SECARA DIAM-DIAM, MASIH RAHASIA(LET NO ONEE KNOWS ABOUT IT,PLEASE TELL ME IN SECRET)
JUST ABOUT = HAMPIR(I JUST ABOUT MISSED THE TRAIN)
JUST NOW, A WHILE AGO= TADI, BARU SAJA, SESAAT YANG LALU
TO KEEP FROM = MENCEGAH, MENAHAN(I KEEP HER FROM GOING THERE ALONE)
TO KEEP DARK = MERAHASIAKAN (YOU HAVE TO KEEP IT DARK TO EVERY ONE)
TO KEEP IN MIND = MENCAMKAN, CAMKAN,(PLEASE, KEEP MY ADVICE IN MIND=TOLONG,CAMKAN NASEHAT SAYA)
Never stop to learn !!! We don’t have to be great to start, but we have to start to be great !
TO KEEP IN TOUCH = MENJAGA AGAR SELALU BERKOMUNIKASI/BERHUBUNGAN (WHEN YOU ARE ABROAD, PLEASE KEEP IN TOUCH WITH US ANY TIME) ANY TIME = SETIAP WAKTU
TO KEEP ON = TERUS,TERUS MENERUS(I KEEP/KEEP ON WALKING/LEARNING = SAYA TERUS BERJALAN/BELAJAR))
TO KNOW BY SIGHT = MENGENAL SESEORANG KARENA PERNAH MELIHAT ( I NEVER MEET HIM BUT I KNOW HIM BY SIGHT = SAYA TDK PERNAH BERJUMPA DENGANNYA TAPI SAYA TAHU PERNAH MELIHATNYA)
TO KNOW BY FACE = MENGENAL WAJAH ( IDON’T KNOW HER NAME BUT I KNOW HER BY FACE)
TO LOOK AFTER = MENJAGA, MENGURUS (JHON’S MOTHER TOLD HIM TO LOOK AFTER HIS YOUNGEST SISTER WHEN SHE IS OUT)
TO LOOK DOWN ON = MEMANDANG RENDAH ORANG LAIN (SHE ALWAYS LOOKS DOWN ON HER FRIENDS)
TO LOOK FORWARD TO = SANGAT MENGHARAP(WE ARE LOOKING FORWARD TO SEEING YOU AGAIN)
TO LOOK INTO = MENYELIDIKI(WE SHALL LOOK INTO THEIR COMPLAINS)
TO LOOK BACK = MERENUNGKAN KEMBALI(MARY LIKES TO LOOK BACK ON HER OLD TIMES)
OLD TIMES = MASA/WAKTU SILAM
TO LOOK UP TO = MENGHORMATI(THE STUDENTS MUST LOOK UP TO THEIR TEACHER)
TO LOOK OUT = HATI-HATI, AWAS, WASPADA(LOOK OUT!A CAR IS COMING IN HIGHT SPEED)
TO LOOK OVER = MEMERIKSA KEMBALI(I WILL LOOK IT OVER WHETHER IT IS RIGHT OR WRONG)
TO MAKE BELIEVE = BERPURA-PURA(I ONLY MADE BELIEVE THAT I WAS SICK)
TO MAKE CLEAR = MENJELASKAN (YOU MUST MAKE CLEAR TO HIM ABOUT THE PROBLEM)
TO MAKE EYES AT = BERMAIN MATA, BERSUKA-SUKAAN(IWAN LIKES TO MAKE EYES AT EVERY GIRL)
TO MAKE A LIVING = MENCARI NAFKAH
NO MATTER = TIDAK PERDULI/PEDULI (NO MATTER NOW BUSY YOU ARE, YOU HAVE TO SPEND AT LEAST ONE HOUR EVERY DAY TO PRACTISE YOUR ENGLISH)
NO DOUBT = TIDAK SANGSI LAGI (IT’S NO DOUBT TO MAKE FRIEND WITH HER)
OFF AND ON (KADANG2 KITA DENGAR JUGA ON AND OFF) = SEKALI-SEKALI, SEBENTAR-SEBENTAR, KADANG-KADANG MUNCUL KADANG TENGGELAM( WE SEE EACH OTHER JUST OFF AND ON) OR (THE SIGNAL SIMPATI ALWAYS ON AND OFF)
OFF DUTY = BEBAS TUGAS, ( I AM OFF DUTY TODAY OR I WILL BE OFF DUTY FOR 3 DAYS NEXT WEEK)
FOR ONCE AND FOR ALL = SEKALI DAN UNTUK SELAMA-LAMANYA
ON CONDITION = DENGAN SYARAT(I’LL LEND YOU THE MONEY ON CONDITION THAT YOU MUST PAY IT BACK NEXT MONTH)
ON DUTY = SEDANG TUGAS/BERDINAS(WHERE IS IWAN ? HE IS ON DUTY)
ON ONE’S MIND = DALAM HATI/PIKIRAN (I AM VERY GLAD YOU TELL ME ABOUT IT, BECAUSE IT HAS BEEN ON MY MIND FOR LONG)
ON PURPOSE = SENGAJA(I AM SORRY. I DIDN’T DO IT ON PURPOSE)
INTENTIONALLY THAN = DARIPADA KESENGAJAAN
ON SALE = DIJUAL OBRAL/ MURAH(MANY SHOPS HAVE THEIR GOODS ON SALE)
ON THE SPOT = DITEMPAT KEJADIAN (NINE PEOPLE DIED ON THE SPOT IN THE ACCIDENT)
ON TRIAL = DALAM PERCOBAAN (THE NEW INVITATION IS ON TRIAL)
OPEN HEART = JUJUR, DGN HATI TERBUKA(I ACCEPT WITH AN OPEN HEART TO WHAT SHE SAYS)
OPEN SECRET = BUKAN RAHASIA LAGI(THE NEWS ABOUT HER DISMISSAL IS AN OPEN SECRET)
OUT OF ORDER = RUSAK, TAK BISA DIPAKAI LAGI
OUT OF STOCK = HABIS PERSEDIAAN
OVER AGE = LEWAT UMUR, KETUAAN
UNDER AGE – DIBAWAH UMUR, MASIH MUDA, KEMUDAAN
TO PUT ASIDE = MENYISIHKAN, MEMBIARKAN
TO PUT OFF – MENUNDA, MENANGGUHKAN
TO PUT ON = MEMAKAI, MENGENAKAN
TO PUT OUT = MEMADAMKAN
TO PUT DOWN = MENCATAT
TO PAY ATTENTION = MEMPERHATIKAN
TO PLAYS UP = KAMBUH KEMBALI
TO RUN AFTER = MENGEJAR
TO RUN AWAY = MELARIKAN DIRI ( THE THIEVES RUN AWAY WITH A LOT OF MONEY)
TO RUN WAY = LANDASAN PACU PESAWAT TERBANG
TO RUN OUT = HABIS
SIDE BY SIDE = BERDEKATAN, BERDAMPINGAN
ON THE SIDE STREET = DI UJUNG JALAN
SLIP OF TOUGUE = SALAH NGOMONG/UCAP, KESELEO LIDAH
TO SLOW DOWN = MEMPERLAMBAT JALAN, MENJADI LAMBAT, PELAN-PELAN (THE ROAD WAS SLIPPERY, SO WE HAD TO SLOW DOWN THE CAR)
TO STAND BY = SIAP SEDIA KALAU DIBUTUHKAN (I ALWAYS STAND BY TO HELP YOU)
TO BE SURE = JANGAN LUPA(BE SURE TO SEND MY SWEET REGARD TO YOUR PARENTS)
TO STAY UP = BERGADANG
TO STAY IN = TINGGAL DI RUMAH
TO STAY OUT = TIDAK SELALU DIRUMAH
TO TAKE AFTER = MIRIP, MENYERUPAI
TO BE NAMED AFTER = DIBERI NAMA SAMA SEPERTI
TO TAKE A WALK = JALAN-JALAN
TO TAKE A SEAT = MEMPERSILAKAN DUDUK
TO TAKE BACK = MENGEMBALIKAN
TO TAKE CARE = MENJAGA, HATI-HATI (PLEASE, TAKE CARE OF YOUR LITTLE SISTER”;SAID MOTHER TO IWAN)
TO TAKE CHARGE = BERTANGGUNG JAWAB
TO TAKE PLACE = BERLANGSUNG
TO TAKE ONE’S TIME = SANTAI-SANTAI SAJA
TO TAKE PART = IKUT SERTA, AMBIL BAGIAN
TO THINK OVER = MEMPERTIMBANGKAN
TO TRY OUT = UJI COBA, MENGUJI, MENCOBA
TO SEA TRIAL = UJI COBA LAUT
TO TURN ON = MENYALAKAN, MENGHIDUPKAN (PLEASE, TURN ON THE LIGHT WHEN YOU LEAVE THE HOUSE. OR PLEASE, TURN ON THE TV, THE PROGRAM IS INTERESTING)
TO TURN OFF = MEMATIKAN, MEMADAMKAN (PLEASE TURN OFF THE RADIO, IT’S VERY NOISY)
TO TURN OVER = SERAH TERIMA
TO AND FROM = PULANG-PERGI, MONDAR-MANDIR
UP TO SOME ONE = TERSERAH KEPADA (IT IS UP TO YOU WHETHER WE WILL GO OR NOT)
UP TO DATE = MUTAKHIR, MODERN
OUT UP DATE = KETINGGALAN ZAMAN, SUDAH KUNO
BY THE WAY (BTW) = NGOMONG-NGOMONG (BY THE WAY, DO YOU KNOW MANY IDIOMS ?) (BY THE WAY, I WOULD LIKE TO IMPROVE MY ENGLISH GRAMMAR)
IN COMING = MASUK ( IN COMING COMMANDER = KOMANDAN YG BARU MASUK)
OUT GOING = KELUAR ( OUT GOING COMMANDER = KOMANDAN YANG LAMA = KELUAR)
HAND OVER = MENYERAHKAN
TAKE OVER = MENGAMBIL ALIH
RAISE THE FLAG = NAIK BENDERA
LOWER THE FLAG = TURUN BENDERA
HALF MAST THE FLAG = BENDERA 1/2 TIANG (BERKABUNGAN)/ BERDUKA )= MOURNING
IN THE PINK = SEHAT, KONDISI KESEHATANNYA BAGUS, DALAM KEADAAN BAGUS (I’M FEELING IN THE PINK NOW. THANKS FOR THE TREATMENT DOCTOR OR I ALWAYS TAKE GOOD CARE OF MY DOG. THEY ALWAYS STAY IN THE PINK.
IN THE SAME BOAT = BERADA DALAM SITUASI YG SAMA BURUKNYA (BOTH JANE AND I DON’T HAVE MONEY AT ALL. WE ARE IN THE SAME BOAT.
AT ALL = SAMA SEKALI
RAIN CATS AND DOGS = HUJAN SANGAT DERAS SEKALI = HEAVY RAIN (DON’T FORGET YOUR UMBRELLA. IT IS RAINING CATS AND DOGS.
MONEY TO BURN = UANG LEBIH , UANG UNTUK DIPAKAI SESUKANYA = EXTRA MONEY (HE IS TAKING US TO AN EXPENSIVE RESTAURANT. HE MUST HAVE MONEY TO BURN
WHAT A DAME ! = ALANGKAH CANTIKNYA
SLEEP LIKE A LONG = SOUND SLEEP = TIDUR NYENYAK SEKALI (HE WAS SO TIRED LAST NIGHT THAT I HE SLEPT LIKE A LONG)
SPEAK OF THE DEVIL = ORANG YG LAGI DIBICARAKAN..EH TAHU-TAHU MUNCUL SEKETIKA DI HADAPAN ORANG YG SEDANG MEMBICARAKANNYA (WE WERE TALKING ABOUT IWAN WHEN ALL OF A SUDDEN HE WALKED IN “AHA ! SPEAK OF THE DEVIL”.
MISS THE BOAT = KEHILANGAN KESEMPATAN KARENA TERLALU LAMBAT ATAU TERLAMBAT (DAMN. THE SALE IS OVER. I MISS THE BOAT)
GREEN THUMB = KALAU MENANAM TANAMAN SELALU BERHASIL TUMBUH DNG BAIK/SUBUR (MY MOTHER HAS A GREEN THUMB. 
YOU SHOULD SEE HER GARDEN! EVERY THING GROWS WELL.
DON’T RAIN ON MY PARADE = JANGAN RUSAK RENCANA2 SAYA (OH, C’MON ! DON’T RAIN ON MY PARADE. YOU CAN SOMEONE ELSE TO GO WITH YOU)
DROP YOU A LINE = MEMBERI KHABAR/ MENULIS SURAT (I WILL DROP YOU A LINE ONCE I REACH JAKARTA)
SAFE AND SOUND = SELAMAT TAK KURANG SESUATU APAPUN (IT WAS A BUMPY RIDE, BUT I FINALLY A RRIVED SAFE AND SOUND)
IN THE DARK = TDK DIBERITAHU/ BUTA INFORMASI (I KNOW NOTHING ABOUT IT. YOU HAVE LEFT ME IN THE DARK)
Jika ingin lebih mengetahui lagi tentang penggunaan bentuk kata dalam bahasa inggris, kita bisa mempelajari berbagai bentuk kata atau verb. Bentuk kata dibagi menjadi dua, regular verb dan irregular verb. Hal ini akan dapat sangat membantu sekali untuk lebih memahami arti dari idiom.

Pelayanan Konseling di Sekolah


A. Struktur Pelayanan Konseling
Pelayanan konseling di sekolah/madrasah  merupakan usaha membantu peserta didik   dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling  memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.   Paradigma, Visi, dan Misi
a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya.  Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
b. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
c.  Misi
  • Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
  • Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.
  • Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
3.   Bidang Pelayanan  Konseling
  • Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu  peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik  kepribadian dan kebutuhan dirinya secara  realistik.
  • Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
  • Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
  • Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
4.   Fungsi Konseling
  • Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
  • Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
  • Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
  • Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
  • Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
5. Prinsip dan Asas Konseling
  • Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
  • Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,  keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
6. Jenis Layanan Konseling
  • Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
  • Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
  • Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
  • Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan  yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
  • Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
  • Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
  • Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
  • Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
  • Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
7.   Kegiatan Pendukung
  • Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
  • Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
  • Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
  • Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
  • Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
  • Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
8.   Format Kegiatan
  • Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.
  • Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
  • Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
  • Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau  sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
  • Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
9.  Program Pelayanan
a. Jenis Program
  1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
  2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
  3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
  4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
  5. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu  minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.
b. Penyusunan Program
  1. Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
  2. Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
B. Perencanaan Kegiatan
  1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta mingguan.
  2. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masing-masing memuat: (a) sasaran layanan/kegiatan pendukung; (b) substansi layanan/kegiatan pendukung; (c) jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat; dan (d) waktu dan tempat.
  3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
  4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
  5. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah.
C.  Pelaksanaan Kegiatan
  1. Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan.
  2. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
a.      Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
  • Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
  • Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
  • Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b.   Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:
  • Kegiatan tatap  muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
  • Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
  • Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.
  • Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG).
  • Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah
  • Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
D.  Penilaian Kegiatan
1.   Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:
  • Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
  • Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
  • Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
2.   Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling
Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
3.   Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling
Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG. 
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
E.  Pelaksana  Kegiatan
  1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor sekolah/ madrasah.
  2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah wajib: (a) Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional  konseling; (b) merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua; (c) melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik; (d) mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan profesional konseling; (e) mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan;
  3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
  4. Pelaksana pelayanan konseling: (a) pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok; (b) pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling; (c) p ada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.
F.   Pengawasan Kegiatan
  1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
  2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara: (a)  interen, oleh kepala sekolah/madrasah; dan (b)   eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.
  3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolah/madrasah.
  4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
  5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah.

Sistem Pakar



Sistem pakar (Expert System / ES) adalah sistem yang digunakan untuk menggantikan peranan seorang pakar dalam memberi konsultasi kepada pimpinan dalam organisasi. Pimpinan organisasi biasa mempekerjakan staff ahli yang memiliki ke-pakar-an dalam bidang tertentu, misalnya dalam bidang keuangan, bidang pemasaran, bidang kesehatan, bidang mesin produksi, dan sebagainya. Ketika pakar sulit diperoleh karena jumlahnya sedikit atau terlalu sibuk dengan pekerjaan lain, maka diperlukan suatu sistem pakar untuk menggantikan peranan-nya dalam organisasi.
Ketika suatu sistem pakar akan dibangun, maka seorang pengembang software (software developer) bekerja bersama dengan seorang pakar, pengembang ini akan melakukan serangkaian tanya-jawab (knowledge acquisition) untuk mengumpulkan dasar-dasar pengetahuan (knowledge base) sang pakar. Dasar-dasar pengetahuan ini kemudian dialihkan menjadi basis-pengetahuan sistem pakar dalam bentuk fakta dan aturan. Kemudian pengembang membangun suatu mesin inferensi (inference engine) yang merupakan pembuat keputusan dalam sistem pakar, mengumpulkan informasi dari user melalui tanya jawab, dan membandingkan informasi ini dengan basis-pengetahuan, kemudian memutuskan apa yang harus di-informasikan ke pengguna berdasarkan data/informasi yang diberikannya.
Model Sistem Pakar
Ketika seorang pengguna memerlukan informasi dari sistem pakar, maka mesin inferensi akan mengajukan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh pengguna melalui suatu user-interface (antarmuka pengguna). Jawaban yang dikumpulkan oleh mesin inferensi kemudian dipakai untuk menemukan informasi dari basis-pengetahuan, informasi ini kemudian diteruskan ke pengguna. Apabila pengguna ingin mengetahui lebih rinci tentang informasi yang diperolehnya maka dapat melakukan klarifikasi melalui fasilitas penjelas (explanation facility).
Contoh dialog sistem pakar dengan penggunanya adalah sebagai berikut:
Sistem : Halo, saya pakar buah, silahkan jawab pertanyaan saya, ya atau tidak.
Sistem : Apakah warnanya hijau?
User : Tidak
Sistem : Apakah warnanya ungu kemerahan?
User : Ya
Sistem : Apakah batangnya merambat?
User : Ya
Sistem : Apakah bentuknya bulat kecil?
User : Ya
Sistem : Buah yang anda maksud adalah ANGGUR
Agar tanya jawab ini bisa berlangsung dengan baik maka sistem pakar ini harus memiliki basis-pengetahuan sebagai berikut:
Apel : – warna kuning atau merah
- batangnya adalah pohon
- bentuknya bulat sedang
Anggur : – warna ungu kemerahan
- batangnya merambat
- bentuknya bulat kecil
Jeruk : – warna oranye
- batangnya adalah pohon
- bentuknya bulat sedang
Ketika Sistem melakukan tanya jawab dengan User maka jawaban Ya akan dijadikan basis untuk memeriksa knowledge-base, misalnya pada contoh diatas data masukan adalah (ungu kemerahan, merambat, bulat kecil) dan data ini cocok dengan karakteristik dari Anggur, maka jawaban dari sistem adalah: ANGGUR.

PROGRAM SUPERVISI KELAS



I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Teori Hygiene Factor, yang disampaikan oleh Fredich HERZBERG, berbunyi sebagai berikut :
Orang menyenangi pekerjaannya dan termotivasi, apabila :
• Terbuka kesempatan untuk berkembang .
• Adanya pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja
• Terlibat secara tuntas dalam pekerjaannya
• Mendapatkan kepuasan atas hasil pekerjaannya
Disamping itu, menurut Jorlin Pakpahan dalam materi presentasi yang berjudul “ Kepemimpinan, Kepala SMK dengan Penekanan Pada Etika Kepemimpinan, persyaratan pemimpin yang efektif adalah :
 Mengembangkan rasa memiliki tujuan kolektif (visi) dan cara mencapainya.
Ø
 Menenamkan kesadaran dari pentingnya kinerja kepada bawahan
Ø
 Menciptakan dan memelihara semangat, antusiasme, keyakinan, optimisme, kerjasama, dan kepercayaan dalam organisasi.
Ø

 Mendorong keluwesan dalam pengambilan keputusan dan perubahan
Ø
 Menetapkan dan mempertahankan identitas yang bermakna bagi organisasi.
Ø
Dengan kedua pernyataan tersebut di atas, maka kami sebagai Ketua Program Keahlian yang bertugas membantu Kepala Sekolah dalam penigkatan mutu lulusan dan pembinaan terhadap guru, mencoba mengimplementasikan dengan melaksanakan program supervise kelas di SMK YKTB Bogor. Hal tersebut dilaksanakan sebagai upaya agar para guru mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja mereka dan menanamkan kesadaran , bahwa betapa pentingnya efektivitas kinerja para guru dalam mencapai tujuan pembelajaran pada khususnya dan pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan program supervise ini, kami lampirkan jadwal pelaksanaan berikut instrument supervisi kelas, sebagai alat untuk memberikan pengakuan, penghargaan dan pembinaan terhadap kinerja guru yang berperan sebagai key person dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar.

B. Landasan Hukum
1. Undang Undang Dasar RI tahun 1945
2. Undang – undang RI , Nomor 20 Tahun 2003, Sisdiknas
3. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional.
4. Peraturan yang mendukung terhadap Peraturan Perundangan tersebut, khususnya untuk SMK dan Pendidikan secara umum.

C. Tujuan
1. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kinerja guru
2. Menyadarkan para guru akan pentingnya kinerja yang efektif dari mereka dalam pencapaian tujuan pembelajaran
3. Memberikan pembinaan terhadap kinerja guru dalam melaksanakan KBM
4. Memberikan motivasi
5. Menciptakan suasana yang kondusif dengan memberikan reward dan punishmen
6. Meningkatkan mutu lulusan SMK YKTB 3 Bogor
D. Sasaran
Yang menjadi sasaran supervise kelas adalah setiap guru yang mengajar di SMK YKTB Bogor, sesuai tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah.
E. Sumber Dana
Sumber dana diambil dari APBS SMK YKTB Bogor.
II. PROGRAM KEGIATAN SUPERVISI KELAS
Disajikan dalam bentuk matriks ( terlampir )
III. PENUTUP
Dengan tersusunnya program supervisi kelas ini diharapkan semua guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan satuan acuan pembelajaran berikut seluruh perangkatnya, agar dapat diukur dan dinilai kinerjanya sebagai pengajar oleh pihak Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah, dan atau Ketua Program Keahlian masing-masing.
Diharapkan pula agar Kepala Sekolah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan yang akurat terhadap kinerja guru, sehingga dapat memotivasi , serta mengadakan pembinaan secara efektif dan efisien. Semoga hal ini dapat tercapai, dan menciptakan SMK YKTB menjadi organisasi yang kondusif dan dapat berkembang sesuai dengan visi dan misinya.

Alat-Alat Bantu Supervisi Pendidikan



Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar, seorang supervesior dapat menggunakan alat bantu. Alat-alat bantu itu di pergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oelh guru/orang yang di supervisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya.

Alat-alat bantu supervise antara lain :

1. Perpustakaan Professional dan Perpustakaan Sekolah
Superveisor harus mendorong agar di lingkungan lembaga pendidikan/sekolah di selenggarakan perpustakaan. Buku-buku dan koleksi lain harus up to date dalam arti mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat. Di samping itu bahan-bahan lama harus di pertahankan dan di jaga dengan baik, karena sewakt-wktu akan sangat bergna. Dengan kata lain perpustakaan harus terus di kembangkan tidak saja dengan menghimpun buku-buku akan tetapi juga koleksi lain sepeti : Koran, majalah-majalah, brosur, bulletin dan lain-lain khususnya yang berhubungan dengan perkembangn pendidikan.
Supervaisor jug harus berusaha memberikan motivasi kepada guru-guru agar selalu berminat untuk membaca di perpustakaan guna perkembangan keterampilan dan pengetahuannya.
2. Buku Kurikulum /Rencana Pelajaran dan Buku Pegangan Guru.
Setiap guru yang bertuga pada sebuah lembaga pendidikan harus mengethui program yan akan di laksanakan, baik secara keseluruhan (garis-garis besarnya) maupun secara mendetail tentang program yang berkenaan denga bidangnya. Program suat lembaga pendidikan pada umumnya tlah tersusun didalam buku yang di sebut kurikulum/rencana pelajaran yangberisi jenis kegatan yang dapat di lakukan untuk mencapai tjuan sekolah. berdasarkan kurikulum seorang guru juga harus di lengapi dengn buku pegangan di bidangnya. Agar dapat menjalankan tugas-tuganya dengan baik.